Sabtu, 05 Maret 2016

Speech Delay Karena Anak Diajari Dua Bahasa Pada Saat Belum Tepat, Inilah Waktu Tepat Mengajarkan Bahasa Lain Pada Anak

Banyak keluarga muda yang kini membesarkan anak dengan dua bahasa atau lebih. Alasannya sangat beragam. Ada yang karena pasang orang asing, mendadak harus tinggal di luar negeri, atau sekadar ingin agar anak mengenal bahasa asing sejak dini agar siap menghadapi era globalisasi.
Banyak pula orangtua yang meyakini, mengajarkan bahasa baru pada anak sejak dini lebih menguntungkan. Alasannya, karena anak-anak lebih mudah menyerap bahasa baru tanpa upaya keras.

NAMUN MEMAKSA ANAK UNTUK BELAJAR DUA BAHASA ATAU LEBIH TERLALU DINI JUGA TIDAK BAIK
Boleh-boleh saja berharap anak tumbuh menjadi pribadi dengan kemampuan berbicara dalam sejumlah bahasa. Namun memaksa anak untuk belajar dua bahasa atau lebih terlalu dini juga tidak baik. Ada penelitian yang menemukan bahwa bilingual menjadi salah satu faktor risiko terjadinya speech delay pada anak.
kidsspeaking
Akan lebih baik, bila anak diajari satu bahasa saja terlebih dahulu. Pilihan bahasa diberikan sepenuhnya kepada orang tua. Bisa dengan mengajarkan bahasa ibunya sendiri.
WAKTU IDEAL MENGAJARKAN BAHASA KEPADA ANAK YAITU 0 -3 TAHUN
Waktu ideal untuk mengajarkan bahasa baru pada anak ini adalah sejak mereka lahir hingga usia 3 tahun. Rentang usia ini bertepatan dengan masa ketika anak memang belajar berbicara, dimana pikirannya masih terbuka dan fleksibel.
4 HINGGA 7 TAHUN JUGA MENJADI WAKTU TERBAIK UNTUK MENGAJARKAN BAHASA KEDUA UNTUK ANAK
Karena mereka masih memproses beberapa bahasa dalam satu jalur. Artinya, mereka membangun sistem bahasa kedua bersamaan dengan yang pertama, dan belajar kedua bahasa tersebut seperti penduduk aslinya.
Anak di atas 7 tahun sebenarnya belum terlalu terlambat untuk belajar bahasa kedua. Sebab, waktu ideal ketiga untuk memelajari bahasa kedua adalah sekitar usia 8 hingga masa pubertas.
SETELAH MEMASUKI PUBERTAS, BAHASA-BAHASA BARU ANAK HARUS MENERJEMAHKAN LEBIH DULU BAHASA TERSEBUT
Menurut penelitian, setelah memasuki pubertas, bahasa-bahasa baru akan disimpan dalam area yang terpisah di dalam otak. Sebagai hasilnya, anak harus menerjemahkan lebih dulu bahasa tersebut, atau menggunakan bahasa pertamanya sebagai jalur menuju bahasa baru.
sumber: sayangianak.com